Review : Kedi, Melihat Lebih Dekat Kehidupan Kucing Jalanan Di Istanbul dari sebuah Film

Kucing bukan hanya binatang yang enak dielus. Hal inilah yang coba ditunjukan dalam film dokumenter berjudul “Kedi” tentang kehidupan kucing jalanan di Istanbul garapan Ceyda Torun.

Salah satu scene di "Kedi". Film dokumenter yang digarap oleh Ceyda Torun.
Salah satu scene di “Kedi”. Film dokumenter yang digarap oleh Ceyda Torun.

Kucinglucu.net – Hai cat lovers, sudahkah kalian menonton film “Kedi”.  Kali ini kucinglucu akan membahas film berlatar belakang di Turki tersebut.

Sesuai dengan judulnya, “Kedi” atau dalam bahasa Indonesia berarti kucing, film dokumenter berdurasi 80 menit ini mengajak kita untuk melihat lebih dekat kehidupan kucing jalanan di Istanbul, Turki.

(Baca juga: Kakek ini Dikenal Pemarah, Sampai Suatu Hari Kucing Datang dan Mengubah Hidupnya)

Bagi Masyarakat Istanbul, kucing lebih dari sekedar hewan. Kucing menggambarkan budaya dan keunikan yang menjadi esensi kota Istanbul. Mereka sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

 

 

Diceritakan kucing sudah berdiam diri dan hidup berdampingan dengan manusia di Istanbul selama ribuan tahun. Selama itu pula kucing menjadi saksi bagaimana kota tersebut susut dan berkembang.  Ada yang menganggap kucing seperti anak, teman, penjaga, bahkan penyelamat.

“Jika anjing percaya bahwa manusia adalah Tuhan, maka kucing percaya bahwa manusia adalah penghubung pada Tuhan”. Jelas salah seorang participant dalam film tersebut.

Ada salah satu scene unik dan menarik dimana seorang penjual roti menceritakan bagaimana warga di lingkungannya punya “jadwal piket” membawa Gamzis (sebutan salah seekor kucing) ke dokter hewan. Masyarakat kota Istanbul sadar betapa pentingnya untuk menyayangi binatang.

Di adegan lain, mereka menggambarkan bagaimana kucing bernama Duman datang ke toko dan menggarukan cakarnya ke jendela saat minta diberi makan, padahal pintu toko sedang terbuka lebar. Duman sama sekali tidak menyelonong masuk. Pegawai maupun pengunjung di toko tersebut juga tidak mengusirnya. Sebaliknya mereka selalu memberikan makanan favorit Duman.

Duman datang meminta makan di sebuah restoran. (Gambar: kucinglucu.net).
Cuplikan gambar dari Kedi : Duman datang meminta makan di sebuah toko. (Gambar: kucinglucu.net).

Torun juga menceritakan bagaimana masyarakat Istanbul tengah menghadapi dilema, dimana kehidupan kucing mulai terancam, tergeser dengan populasi manusia dan kawasan perumahan yang kian bertambah.

“Istambul tumbuh dengan pesat sejak tahun 1980-an. Sayangnya, pertumbuhan ini tidak tertata dengan baik. Kucing jadi kehilangan ruang hidup mereka. Inilah yang memotivasi saya untuk membuat film ini”. Ujar Ceyda Torun dalam sebuah wawancara tentang pembuatan film Kedi.

Cuplikan film Kedi.
Cuplikan film Kedi.

Well, untuk kamu para pecinta kucing. Film Kedi termasuk salah satu film yang tidak boleh terlewatkan. Bekerja sama dengan chinematographer, Charlie Wupperman dan Alp Korfali, Torun menggarap film ini dengan apik.

Kamu akan dibawa pada pengalaman dimana kucing berteman baik dengan manusia, membantu para nelayan mengusir tikus got dari jaman kerajaan Ottoman dan bagaimana kucing menyembuhkan orang-orang kesepian atau depresi. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini terutama tentang bagaimana kita menghargai ekosistem. Cocok untuk menghilangkan penat setelah seharian lelah bekerja. Jangan sampai kelewatan ya !.

 

 

2 pemikiran pada “Review : Kedi, Melihat Lebih Dekat Kehidupan Kucing Jalanan Di Istanbul dari sebuah Film”

  1. Film dokumenter yang penyajiannya bagus banget. Durasi yang panjang sampai nggak terasa. Mungkin juga karena memang saya suka kucing, jadi betah nontonnya 😀

  2. Film dokumenter yang penyajiannya bagus banget. Durasi yang panjang sampai nggak terasa. Mungkin juga karena memang saya suka kucing, jadi betah nontonnya 😀

Tinggalkan Balasan