Pikiran kucing adalah misteri bagi manusia. Sebagian orang ada yang berkata kucing adalah makhluk yang egois dan mementingkan dirinya sendiri. Benarkah hal tersebut?
Ada persepsi yang mengatakan bahwa kucing adalah makhluk yang egois, mereka hanya mementingkan dirinya sendiri, dan merupakan species penyebar penyakit. Dalam sebuah study yang dilakukan oleh Daniels Mils di University of London bahkan menyebutkan bahwa kucing sama sekali tidak peduli dengan pemiliknya. Perangai mereka seperti suka menggosok-gosokan tubuhnya kepemilik bukanlah bentuk afeksi melainkan hanya untuk menandai wilayahnya dengan menebarkan bau tubuh.
Benarkah hal tersebut?
Seperti dilansir dari popscie, pertanyaan tersebut dijawab dan dipatahkan oleh Jhon Bradshaw seorang peneliti dan penulis buku tentang pet ownership.
Ya ! kucing memang makhluk yang egois. Pada dasarnya kucing adalah makhluk yang independen, Meskipun mereka membutuhkan perhatian dan menghargai nya, para kucing lebih menyukai dengan cara mereka sendiri.
Kucing biasanya akan berusaha mengurus kebutuhannya mereka sendiri. Namun bukan berarti mereka tidak mengerti atau mengakui setiap kontribusi yang kita berikan ketika kita merawatnya. Kucing yang telah terhubung dengan ownernya memahami dan merasakan kondisi emosional yang sama dengan si owner. Mereka menyadari bahwa mereka sangat tergantung dengan kasih yang kita berikan.
Saat menggosok-gosokan tubuhnya, menurut Bradshaw perilaku tersebut adalah salah satu cara kucing dalam berinteraksi sosial. Ketika dua kucing saling mengenal dengan baik, mereka akan menggosokan seluruh tubuh mereka satu sama lain termasuk sisi tubuh mereka yang tidak memiliki kalenjar bau kemudian tidur dan mendengkur besama. Begitupun saat menggosokan tubuh terhadap pemiliknya, perilaku ini mirip seperti saat kita berjabat tangan dengan orang lain.
Sedang kucing sebagai penyakit, kucing bukanlah sumber utama toxoplasma meski dia mempunyai resiko terinfeksi. Tapi perlu diingat, semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan penyakit tersebut kepada manusia. Orang yang tidak memelihara kucing pun memiliki resiko terinfeksi ketika menelan kista toxopasma yang masih hidup. Kista tersebut biasanya berada di daging atau sayuran yang tidak dimasak dengan matang dan tempat-tempat yang tidak terjaga kebersihannya.
Selama kebersihan lingkungan dan kebersihan kucing terjaga dengan benar, kita bisa menjaga diri kita dari resiko penularan toxoplasma.
Tidak perlu risau jika sebagian orang berkata buruk tentang kucing. Karena memang haters tidak akan puas sampai mereka menyeret orang lain ke dalam kelompoknya.
“Selalu akan ada orang dalam sebuah kelompok yang berkata kucing adalah jelmaan setan kecil yang termanipulatif”. Ucap Bradshaw.